Minggu, 27 Februari 2011

Boromania ke Jakarta Minta Menegpora Bekukan PSSI

Ratusan suporter “Boromania” Persibo Bojonegoro, Jatim, Senin (28/2) berencana kembali berangkat ke Jakarta untuk mengelar demontrasi, sekaligus menemui dan meminta Menteri Negara Pemuda dan Olahraga (Menegpora) Andi Mallarangeng membekukan PSSI.

“Kami memberikan dukungan dan meminta Menegpora membekukan PSSI,” kata Ketua Harian Boromania, Jasmo Priyanto, Minggu.

Jasmo yang juga Sekjen Asosiasi Suporter Indonesia (ASI) itu menjelaskan, sebelum menemui Menegpora Andi Mallarangeng, Boromania, akan demo di kantor PSSI, Selasa (1/3). Tuntutannya sama dengan demo sebelumnya yaitu mendesak Ketua PSSI Nurdin Halid, mundur.

Seusai demo, Boromania akan menemui Menegpora Andi Mallarangeng, yang akan diminta secepatnya mengambil langkah membekukan sementara PSSI dibawah kepemimpinan Nurdin Halid. Termasuk kepengurusan PSSI yang ada dibawahnya dan secepatnya membentuk kepengurusan baru PSSI, tanpa Nurdin Halid dan kroninya.

“Semakin berlarut-larut kemelut di tubuh PSSI, masyarakat pecinta bola yang dirugikan, bukan PSSI Nurdin Halid,” ucapnya, menegaskan.

Ia menjelaskan, sudah menyiapkan 10 bus yang akan membawa suporter Boromania, dan menyediakan konsumsi bagi suporter yang berangkat selama beberapa hari di Jakarta.

“Warga Bojonegoro yang ada di Jakarta banyak yang mendukung, dalam demo yang pertama mereka membantu konsumsi secara bergantian,” kata koordinator lapangan Boromania, Arief Bondet, menambahkan.

Menurut Jasmo, suporter Boromania kembali ke Jakarta, karena melihat tidak ada itikad baik dari Nurdin Halid untuk mengundurkan diri, baik dari Ketum PSSI, juga pencalonannya dalam kongres PSSI yang akan digelar di Bali.

“Kami tidak takut berhadapan dengan massa pro-Nurdin Halid,” ucap Presiden Boromania, M Basar. Sebab, lanjutnya, massa pendemo pro Nurdin Halid, merupakan massa bayaran, yang tidak punya loyalitas terhadap sepak bola Indonesia.

“Meski demikian, kami berusaha menghindari terjadinya konflik,” ujar Basar seraya menambahkan langkah yang dilakukan di antaranya demo itu sudah dikoordinasikan dengan suporter Jakmania Jakarta.(antara)

Siap Menjadi Tuan Rumah Untuk Kongres PSSI Tandingan

Ketua Umum terpilih Komite Olahraga NAsional Indonesia (KONI) Bojonegoro, Setyo Hartono membuat pernyataan mengejutkan. Dia menyatakan Bojonegoro siap menjadi tuan rumah KOngres PSSI tandingan seluruh Indonesia. “Meskipun kita kota kecil, tetapi untuk perubahan kearah kebaikan, kita siap menjadi pelopor,” katanya.

Menurut dia, saat ini perlawanan terhadap status quo (Nurdina Halid dkk) baru memasuki tahap awal. Karena itu, perlu ada komunikasi intensif dengan beberapa daerah. Termasuk mengenai kemungkinan Bojonegoro menjadi tuan rumah konres PSSI tandingan. “Jadi, saya kira perlu ditindak lanjuti,” ujarnya.

Hartono menjelaskna, pemerintah memang harus campur tangan terhadap persoalan yang sedang melilit PSSI. Yakni, dengan membekukan PSSI, termasuk pengcab dan pengprov seluruh Indonesia. Setelah itu, pemerintah memfasilitasi pembentukan PSSI baru yang didalamnya tidak ada statu quo. “Dan itu bisa dilakukan pemerintah.Apalagi, desakan itu bukan hanya di Bojonegoro tetapi juga seluruh rakyat Indonesia,” tegasnya.

Purnawirawan TNI AD ini menegaskan, desakan perlunya revolusi di tubuh PSSI demi kemajuan sepakbola Indonesia. Sebab, jangan sampai perkembangan sepak bola jalan di tempat dengan berbagai bentuk arogansi yang selama ini dilakukan PSSI. “Kita siap kok memfasilitasi (kongres PSSI tandingan), meskipun kita kota kecil,” imbuhnya.

Dia menegaskan, desakan pemerintah ini buka bermaksud intervensi (campur tangan) terhadap PSSI. Namun, pemerintah juga mempunyai kewajiban membina setiap cabang olahraga yang ada, termasuk sepak bola. “Dan (desakan) ini merupakan salah satu bentuk dari pembinaan,” terangnya.

Ditanya mengenai calon yang gagal maju dan calon yang bisa maju dalam pencalonan ketua umum PSSI, dia enggan berkomentar. Yang jelas semua calon harus bisa diterima oleh semua pihak, bukan hanya sedikit pihak saja. Serta mempunyai komitmen tinggi untuk memajukan sepakbola Indonesia. (rdr)

Kamis, 24 Februari 2011

Boromania Padati GBK

Ratusan pecinta sepak bola Indonesia mulai menyerbu markas PSSI di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta.

Berdasarkan pantauan okezone, Boromania, pendukung fanatik Persibo sudah meng’oranye’kan GBK. Mereka datang dengan tiga bus dan membawa beberapa spanduk ukuran 5x1m dengan kata-kata menuntut Nurdin Halid turun. Para suporter juga melantunkan lagu-lagu kecaman pada Nurdin Halid.

Boromania Demo Revolusi Merah Putih

Presiden Boromania mengatakan bahwa kedatangannya ke GBK untuk menanggapi karut-marutnya kongres PSSI.”Saya datang kemari memenuhi undangan teman-teman karena kongres yang tidak karu-karuan ini,” ujarnya ketika ditanya maksud kedatangan Boromania,Selasa (22/2/2011).

“Kami menanggapi kegagalan dua kandidat. Tapi, Nurdin yang kriminal atau narapidana malah lolos, dua lagi tidak lolos,” lanjutnya.

Selanjutnya, soal massa yang datang kali ini, Jasmo Priyanto selaku Ketua Harian Boromania mengatakan bahwa Boromania yang datang ke GBK sekitar 600 orang. “Kami membawa 7 bus sekitar 600 orang,” ujar Priyanto, CEO Boromania.”4 bus lagi nanti berangkat dari sana (Bojonegoro) pukul 13.00 WIB,” paparnya.

Selanjutnya Mas Gundul, sapaan akrab Priyanto, mengatakan sudah melakukan koordinasi dengan suporter lain.”Kami 7 bus. Panser 20 bus, Semarang ada, Aceh juga datang, dari Pasopati 20 bus. Terus dari Samarinda satu pesawat,” ujar Priyanto yang juga Tim Pengurus di Asosiasi Suporter Indonesia (ASI).

Mas Gundul mengatakan bahwa puncak aksi akan dilakukan besok. “Pusatnya besok,” ujarnya. Dia menambahkan aksi ini akan dilakukan di beberapa tempat.”Rencananya kita ke kantor PSSI, HI dan KPK. hari ini kita ke PSSI, dan kita akan di sini tanpa batas waktu. sampai Nurdin mau turun,” ujarnya dengan nada yang menggebu-gebu.

Ketika disinggung penggerak dari aksi ini, Gundul mengatakan ini murni perasaan suporter yang menginginkan revolusi PSSI.”Jangan dipolitisir, kita tidak dukung 1 orang, kami hanya menginginkan revolusi PSSI,” tandas pria gundul ini.

Masih menurut Gundul, Boromania lebih memilih PSSI dihukum 2 tahun agar menciptakan persepakbolaan tanah air yang lebih baik. “lebih baik PSSI dihukum dua tahun FIFA, biar jadi macan,” tandasnya.
(fit/okezone)

Boromania Revolusi Merah-Putih

Ingin jadi bagian revolusi sepakbola Indonesia?

Bagi rekan-rekan Boromania yang masih di Bojonegoro dan ingin menyusul Boromania lain yang sudah berangkat menuju kota Jakarta untuk mengikuti aksi demo suporter “Revolusi Merah-Putih” di Senayan. Besok bisa langsung datang ke Stadion Letjend Soedirman, sudah disediakan 5 bus yang direncanakan berangkat Pkl. 13.00 WIB.

Untuk transport dan makan gratis, info lebih jelasnya bisa menghubungi koordinator pemberangkatan, Abdul Karim (Cak Dul) di 08123423169. Jangan lupa untuk membawa kaos merah untuk demo.

Revolusi Merah-Putih

“Revolusi Merah-Putih”: Jangan Halangi Nurani Kebenaran Masyarakat Sepakbola Nasional Indonesia!

20 Bus Boromania Serbu Jakarta

Untuk mendesak Nurdin Halid mundur, sebanyak kurang lebih 20 bus disiapkan oleh manajemen Persibo Bojonegoro kepada para supporternya ke Jakarta. Direncanakan Senin (21/2/2011) siang ini, para supporter akan berangkat dari Stadion Letjen H Soedirman Bojonegoro.

Ketua Harian DPP Boromania, Jasmo mengatakan, kehadiran supporter ke Jakarta untuk menyerbu kantor PSSI. “Kami ingin PSSI ada reformasi secara menyeluruh, tidak setengah-setengah,” kata Jasmo.

Ditambahkan, selain reformasi, para supporter gabungan tersebut juga akan meminta revolusi di tubuh induk sepakbola Indonesia tersebut. “Selama ini prosesnya sudah tidak menjunjung fair play lagi, sehingga harus diganti rezimnya,” jelasnya.

Menurutnya, penggantian Nurdin Halid (NH) mutlak harus dilakukan jika ingin sepakbola di Indonesia maju dan tidak berjalan di tempat. “Kita sudah didholimi selama ini, sehingga diperlukan orang yang lebih mengerti sepakbola dan memajukannya,” lanjutnya.

Menurut Jasmo, jika pihaknya sangat mendukung muka-muka baru yang lebih memiliki visi kedepannya untuk memajukan. Bukan untuk melanggengkan trah yang merusak sepakbola.

Ditanya mengenai berapa yang sejauh ini yang sudah siap berangkat? Jasmo menegaskan, sampai sekarang ini lebih dari 6 bus yang sudah siap berangkat. “Yang jelas, bus yang disiapkan oleh manajemen mencapai 20 bus dan tinggal menunggu supporter lain dari wilayah kecamatan-kecamatan yang lain di Kabupaten Bojonegoro,” lanjutnya. (but/beritajatim.com)