Jumat, 29 Oktober 2010

Jamu Bontang FC, Persibo Main Di Bojonegoro

Manajemen Persibo Bojonegoro tengah berancang-ancang untuk bisa memakai stadion kebanggannya, Stadion Letjen H Soedirman Kota Bojonegoro.
Bahkan, secara resmi manajemen yang dikepalai Letkol Infa Taufiq Risnendar sudah melayangkan surat ke Badan Liga Indonesia (BLI).

Dalam surat tersebut, manajemen ingin pertandingan saat melawan Bontang FC (11/11) dan Persisam (14/11) bisa digelar di hadapan publik Kota Ledre.

Kabar yang diperoleh GOAL.com Indonesia, Kamis (28/10), menyebutkan, pada 6 November mendatang empat titik tiang lampu sudah terpasang. Masing-masing titik akan ada 20 lampu yang baru terpasang, dan menyisakan 18 pasang di tiap titiknya. Sebab, Pemkab Bojonegoro rencananya akan memasang 38 lampu di masing-masing titik.

“Jika dibandingkan dengan lapangan peserta Superliga 2010/11, maka jumlah tersebut sudah layak,” terang Taufiq.

Menurutnya, jumlah satu tiang ada 20 lampu, sama seperti yang terpasang di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, atau kandang Arema FC. “Sejauh ini, respon dari BLI cukup bagus dan kami ingin ada verifikasi ulang secepatnya,” tambahnya.

Dengan begitu, kepastian bisa segera didapatkan dan masyarakat Kabupaten Bojonegoro bisa mendapatkan keuntungan dari laga kandang tersebut.

“Kita akan menyambutnya dengan sangat senang, jika BLI segera mengabulkannya,” sambungnya.

Sebab, laga kandang yang selama ini digelar di Kota Kediri membuat manajemen merugi cukup besar. Setiap laganya, kurang lebih Rp 150 juta kerugian yang diderita panpel.

“Jika terus seperti ini, maka keuangan Persibo bisa tidak sehat,” terangnya.

Selain keberadaan lampu yang pada 6 November malam akan dicoba, persiapan lain saat ini tengah memasuki finishing. Seperti penambahan tempat duduk di tribun, AC di masing-masing ruangan dan persiapan lain. (gk-25/goal.com)

Manajemen Permak Mental Pemain

Kekalahan demi kekalahan yang diterima Persibo Bojonegoro menjadi bahan evaluasi menyeluruh oleh pihak manajemen. Khususnya mengenai mental pemain yang selalu drop menjelang akhir babak kedua. Sehingga, banyak gol lawan tercipta menjelang pertengahan babak kedua sampai akhir babak kedua.

Kepada beritajatim.com, Jumat (29/10/2010), Manajer Persibo Bojonegoro, Letkol Inf Taufiq Risnendar menjelaskan, pihaknya sudah merapatkan barisan pasca kekalahan keempat pada awal Indonesia Super League (ISL) musim ini.

“Yang kita lihat adalah masalah mental bertanding. Sebab, jika terus drop, maka para pertandingan selanjutnya akan semakin sulit,” katanya.

Pihaknya tidak ingin mental pemain semakin jatuh dan akan sulit dibenahi nantinya. Sehingga, jauh-jauh hari kita harus sudah memermak mental mereka untuk tanding selanjutnya.

Selain itu, evaluasi para pemain telah dilakukan oleh Pelatih Sartono Anwar. Sebab, pelatih yang mengetahui kelemahan timnya untuk pertandingan selanjutnya.

“Semoga saja pada pertandingan home menjamu Bontang FC, Laskar Angling Dharma bisa mendapatkan poin yang memuaskan,” terangnya.

Pria yang juga Dandim 0813 Bojonegoro itu menegaskan, pada intinya kemenangan yang sudah dinantikan oleh seluruh masyarakat Bojonegoro.

Penyelesaian akhir memang menjadi masalah sendiri yang harus dicarikan solusi alternatifnya. Karena, hanya Samsul Arif yang baru mencetak dua gol, dan striker lain masih perlu pembenahan.

“Kekalahan di kandang sebanyak dua kali memang sangat menyakitkan dan kami menyayangkannya,” lanjutnya.

Karena, hanya dua poin saja yang bisa diamankan di kandang sendiri dan itu perlu ditingkatkan kedepannya. Sehingga, Victor Da Silva dkk bisa beranjak dari juru kunci ISL 2010/2011.(dul/ted/beritajatim.com)

Tumpengan Untuk Lampu Stadion

Para pekerja dan suporter yang tergabung dalam “Boromania” Persibo Bojonegoro, Jatim, Jumat mengelar selamatan “tumpengan”, sebelum menaikkan empat tiang lampu di Stadion Letjen H Soedirman Bojonegoro.


Tumpengan Persibo

“Pemasangan empat tiang lampu stadion mulai dikerjakan hari ini dan diperkirakan awal November, semuanya sudah terpasang lengkap dengan lampunya,” kata Panitia Pelaksana (Panpel) Persibo Bojonegoro, Mashudi, Jumat.

Ditemui di lokasi tumpengan di dalam stadion, Mashudi menjelaskan, pihaknya tetap mengagendakan dalam dua laga kandang ISL melawan Bontang FC, 11 November dan Persisam, Samarinda, 14 November, bisa dihelat di stadion setempat.

Untuk itu, pengerjaan pembangunan lampu stadion, yang masing-masing tingginya 30 meter terebut, sebelum ini dilembur hingga malam hari. Sebelum ini, manajemen melalui surat sudah mengajukan permohonan kepada PT Liga Indonesia untuk melakukan verifikasi ulang stadion pada tanggal 6 November ini.

Dikatakan, pada awal November tersebut, empat tiang lampu stadion sudah terpasang, hanya saja masing-masing tiang hanya 20 lampu, masing-masing berkekuatan 2.500 watt. Sesuai rencana di setiap tiang ada 40 lampu yang pemasangannya dilakukan setelah dua laga kandang rampung.

Termasuk pemasangan kursi tribun VIP sebanyak 800 kursi dan 75 kursi V VIP dilanjutkan setelah dua laga kandang.(antara)

Hadiah DU Dibayar Pertengahan November

Pihak PT Liga Indonesia, selaku penyelenggara kompetisi sepakbola Indonesia, memberikan jawaban terkait uang hadiah Persibo Bojonegoro. Uang hadiah sebesar Rp 500 juta itu siap untuk dibayarkan pada pertengahan November nanti.

Seperti diberitakan sebelumnnya, melalui manajernya, Taufik Risnendar, mengaku telah menagih uang hadiah tersebut baik secara lisan atau surat resmi. Namun, Persibo mengklaim, belum ada jawaban resmi disampaikan kepada mereka.

Dalam perbincangan dengan detikSport via telepon, CEO PT Liga Indonesia, Joko Driyono, memberikan konfirmasi bahwa uang hadiah itu akan segera dibayarkan pertengahan November mendatang. Keterlambatan terjadi karena PT Liga mengalami kerugian di Divisi Utama.

“Kami sudah menjelaskan, melalui (Asisten Bidang Teknis) Iman Sarjono selaku perwakilan Persibo, bahwa uang hadiah itu akan dibayar pada pertengahan November,” ujarnya.

“KIta juga sudah menjelaskan bahwa Liga punya tiga program: ISL, Piala Indonesia dan Divisi Utama. Sejauh ini ISL yang masih mendatangkan keuntungan, sementara untuk Divisi Utama kita mengalami kerugian,” lanjutnya.

Persibo memastikan diri sebagai juara kompetisi Divisi Utama 2009/2010, setelah di babak final di Stadion Manahan Solo menaklukkan Deltras Sidoarjo dengan skor 3-1. Dengan hasil itu, selain berhak mendapatkan hadiah uang pembinaan sebesar Rp 500 juta dan tim berjuluk Laskar Angling Dharmo tersebut juga berhak “naik kasta” ke ISL.(detiksport.com)

Merchandise Terbaru BoroCyber Fanshop

Empat produk terbaru eksklusif yang bisa anda dapatkan di Borocyber Fanshop di Jl. Sawunggaling, timur Indomaret perempatan Banjarejo, Bojonegoro. Barang Ready Stock namun terbatas, untuk ketersediaan barang dan ukurannya bisa SMS dulu ke 0856 455 22945 (Anang). Buruan jangan sampai kehabisan. :D

Kaos “SAMSUL ARIEF 9″
klik di gambar untuk memperbesar tampilan
samsul arief 9
Bahan: Cotton Combad 20′
Harga: Rp. 55.000,-

Kaos “I LOVE PERSIBO”
klik di gambar untuk memperbesar tampilan
i luv persibo
Bahan: Cotton Combad 20′
Harga: Rp. 55.000,-

Kaos “JUARA DU”
klik di gambar untuk memperbesar tampilan
Kaos Juara DU
Bahan: Cotton Combad 20′
Harga: Rp. 50.000,-

Sandal Persibo
klik di gambar untuk memperbesar tampilan
sandal persibo
Harga: Rp. 20.000,-

Pembelian bisa langsung menghubungi:
Borocyber Fanshop
Jl. Sawunggaling, timur Indomaret perempatan Banjarejo, Bojonegoro
0856 455 22945 (Anang)

Untuk pembelian dari luar kota ditambahkan ongkos kirim, tergantung kota tujuan.

Senin, 18 Oktober 2010

Kronologi Kasus SMS Berujung ‘Wasit PKI’

Pelatih Persibo Bojonegoro Sartono Anwar telah memenuhi panggilan Tim Satgas Suap PSSI, Jumat 15 Oktober 2010. Sartono dipanggil terkait isu suap wasit yang terjadi di laga Persibo kontra Persema Malang, 9 Oktober lalu.

Dalam jumpa pers usai memenuhi panggilan Tim Satgas, Sartono kembali menjelaskan jika dirinya dan pihak manajemen Persibo memang telah menerima SMS dari oknum yang mengatasnamakan wasit.

“Jadi sebelum pertandingan kami berbincang-bincang dengan pihak manajemen dan mereka menyampaikan ada penawaran dari oknum wasit untuk membantu pertandingan,” ujar Sartono dalam jumpa pers di Kantor PSSI.

Namun karena alasan tidak punya uang, manajemen menolak. Selain itu kubu Persibo juga siap bertanding dan tak ingin menanggapi hal itu.

Dalam kesempatan itu, Sartono juga menunjukkan SMS yang dikirim dengan nomor 085646426***. Bunyi pesan singkat itu adalah, “Bos, ini Sukasto Persema, ada yang bisa dibantu gak bos, buat pertandingan nanti bos.”

Berawal dari SMS itu, Sartono akhirnya terpancing emosinya saat menemui kejanggalan-kejanggalan dalam pertandingan yang digelar di kandang Persema itu.

Sartono juga sempat mengaku mencoba menelepon nomor itu dan yang bersangkutan mengatakan tengah berada di Surabaya. Namun saat itu mengaku bernama Hadi.

Pada pertandingan itu sendiri, Persibo akhirnya harus kalah 1-0 lewat gol di menit 93, tepatnya lebih dari 21 detik. Padahal Sartono menilai wasit Iis Isya Permana tak punya alasan untuk terus melanjutkan pertandingan.

“Saya saat itu sangat emosi mengingat kerja keras pemain-pemain saya sepertinya tak berguna. Karena itu saya berulang kali mengatakan wasit PKI. Karena mereka saya nilai tidak jujur dan tidak punya agama,” lanjut Sartono.

Namun secara jantan Sartono mengakui kesalahan dan telah meminta maaf kepada PSSI atas ucapannya itu dan siap jika harus menerima sanksi.

Hasil dari pemeriksaan Satgas Suap PSSI akan segera diberikan ke Komisi Disiplin setelah dilakukan pemanggilan wasit yang memimpin pertandingan itu.

Menurut anggota tim satgas Togar Mahanan Nero, para wasit akan dipanggil pada hari Selasa 19 Oktober 2010 nanti untuk dimintai keterangan. (adi/vivanews.com)

Luapan Air Hujan Menggenangi beberapa kecamatan dan perumahan di Bojonegoro

Tuesday, 19 October 2010 01:12

Hujan deras yang terjadi sejak siang sekitar pukul 14.00 wib, telah mengakibatkan puluhan rumah di beberapa rumah tangga (RT) di Desa Ngumpakdalem, Kecamatan Dander, tergenang air. Ketingian air didalam rumah mencapai 10 sampai 15 cm. “Air mulai masuk ke pekarangan dan rumah saya sekitar pukul 5 sore tadi,” kata Sujoni, warga RT. 10, RW.03 Dusun Dalem, Desa Ngumpakdalem.

Rata-rata rumah yang tergenang air ini berada dibantaran sungai bagian timur Desa Ngumpakdalem. Diperkirakan ada sekitar 60 rumah yang tergenang. Rumah tersebut berada di RT. 10, 11, dan 12, semuanya masuk RW.03. Tak hanya itu, air juga mulai menggenangi perumahan Griya Rajekwesi, khususnya RT.08 yang berada dekat dengan sungai.

Bahkan, beberapa ruas jalan juga mulai tergenang luberan air dari sungai. Seperti jalan kabupaten yang menghubungkan Desa Ngumpakdalem – Desa Bangilan, Kecamatan Kapas, tepatnya di perempatan Pasar Desa; Jalan propinsi Bojonegoro – Nganjuk, tepatnya di depan Akademi Perawat Rajekwesi. “Predeksi saya, dalam semalam ini kondisi air akan terus meninggi karena air dari wilayah selatan lari ke utara,” terangnya.

Sementara itu, Bupati Bojonegoro ketika dikonfirmasi melalui pesn pendeknya menyatakan, Kondisi ini bisa berbahaya bila hujan masih terus mengguyur. Apalagi kondisi air Sungai Bengawan Solo dalam keadaan tinggi, yakni siaga I. Hujan deras yang terjadi di wilayah selatan kota Bojonegoro mulai sekitar Rt.11, 12, 10, 8, rw.03 (Kominfo/PTI).

Kamis, 14 Oktober 2010

Bela Sartono, Manajemen Tak Takut PSSI

Surat pemanggilan kepada pelatih Persibo Bojonegoro, Sartono Anwar, saat ini sudah diterima oleh manajemen Laskar Angling Darma. Surat dikirimkan oleh PSSI melalui Satgas Anti Suap. Menanggapi surat itu, manajemen Persibo Bojonegoro akan terus mengawal masalah tersebut dan siap membela mati-matian terkait keberadaan Sartono Anwar.

Kepada beritajatim.com, Kamis (14/10/2010), Manajer Persibo Bojonegoro, Letkol Inf Taufiq Risnendar menjelaskan, pihaknya tidak takut dengan PSSI.

Menurutnya, sejauh ini yang diperjuangkan pihaknya, termasuk Sartono Anwar memang benar keberadaannya. Sehingga, ia akan mendatangi panggilan tersebut dan menjelaskan apa adanya.

“Kalau tidak ada yang berani, PSSI akan tidur terus dan enak-enakan,” terangnya dengan nada tinggi.

Diterangkan, pihaknya akan memberikan penjelasan apa yang diminta oleh otoritas sepak bola nasional tersebut. Sehingga, masalah ini harus dituntaskan.

“Kami sudah menduga, kalau buntutnya akan panjang. Dan itu tidak masalah bagi kami semuanya,” lanjut pria yang juga Komandan Kodim (Dandim) 0813 Bojonegoro itu.

Taufiq menambahkan, Satgas Anti Suap PSSI kemungkinan besar akan meminta bukti secara riil mengenai permintaan uang Rp 10 juta yang dilakukan oleh oknum tersebut.

“Susahnya memang itu, tetapi kami akan menjelaskan sedetail mungkin,” tambahnya.

Menurutnya, saat ini pola-pola yang diterapkan oleh wasit untuk meminta imbalan sudah sangat pandai. Tidak mungkin ia meminta sendiri tetapi memakai jasa orang lain.

“Sehingga, aksi kotor dan mencoreng martabat Bangsa Indonesia tersebut tidak terendus oleh orang lain dan bahkan pejabat di Jakarta sendiri,” sambungnya.

Seperti diketahui, kasus dugaan suap tersebut muncul setelah adanya seseorang yang ditengarai suruhan oknum wasit meminta uang kepada manajemen Persibo Rp 10 juta sebelum pertandingan melawan Persema Malang.

Saat itu, kepemimpinan wasit Iis Isya Permana yang memimpin jalannya pertandingan di Stadion Gajayana Malang dipertanyakan independensinya. Karena, ia memberikan penalti saat perpanjangan waktu sudah lebih dari 1 menit dari yang ditentukan sebelumnya.(dul/but/beritajatim.com)

Satgas Anti Suap Panggil Sartono

Satuan Tugas (Satgas) Anti Suap PSSI melayangkan surat panggilan kepada pelatih Persibo Bojonegoro Sartono Anwar, terkait dengan pernyataannya mengenai dugaan suap saat timnya menghadapi Persema Malang beberapa waktu lalu.

“Kami sudah membuat surat panggilan kepada saudara Sartono Anwar, untuk hadir di PSSI pada Jumat (15/10) mendatang,” ujar wakil ketua Satgas Anti Suap PSSI Bernhard Limbong kepada wartawan di Jakarta, Rabu (13/10).

Menurut Limbong, pihaknya ingin mendengar langsung pernyataan Sartono soal dugaan suap yang sempat dilontarkannya tersebut. Termasuk pernyataannya yang menyebut pengurus PSSI PKI.

“Tentunya penyataannya yang terakhir tidak bisa kami tolelir. Sebab ini sudah menyangkut harkat dan martabat pengurus PSSI. Kami akan meminta keterangan mengenai pernyataannya itu. Jika benar dia menuduh PSSI sebagai PKI,” imbuh Limbong.

Limbong menegaskan akan menyelesaikan kasus ini secepatnya sesuai dengan perintah yang ia terima dari ketua umum PSSI Nurdin Halid, yang memberikan otoritas seluas-luasnya dalam hal menangani dugaan kasus pelecehan institusi yang dilakukan Sartono.

Dikatakan Limbong, pihaknya akan memberikan sanksi yang berat jika hal ini terbukti. Dia juga mengakui memang beberapa pengalaman suap yang ditangani Satgas anti suap lebih banyak kasus yang menguap tanpa hasil final.

“Hal itu karena minimnya bukti yang kami terima. Karena itu, kami minta kepada Pak Sartono, agar hadir dengan membawa bukti-bukit kuat atas tuduhannya tersebut,” tandas Limbong.(goal.com)

Senin, 11 Oktober 2010

Selamat Datang di Liga Paling ’’Bergengsi’’

”WAH, iki wayahe menit-menit penalti (Wah,ini saatnya menit-menit penalti),” seorang penonton di tribune VIP Stadion Gajaya, Malang, berseloroh.


Pertandingan memasuki menit ke-75.Persema Malang meladeni tim promosi Persibo Bojonegoro di Stadion Gajayana,Sabtu (9/10). Celetukan itu mendapat respons dari penonton lain; ’’Durung, paling dilut engkas (Belum, mungkin sebentar lagi)”. Maksud selorohan penonton itu sudah cukup jelas. Biasanya, di Liga Indonesia, tuan rumah mendapatkan kado penalti dari wasit jika gagal mencetak gol.Memang tak semua pertandingan, tapi sudah cukup membuat penonton, wartawan, atau bahkan mungkin rumput lapangan hafal dengan tradisi itu. Saya cuma tersenyum dan kembali konsentrasi ke pertandingan yang membosankan.

Memasuki injury time, saya masih belum percaya dengan ungkapan ’’menit-menit penalti’’.Namun, yang terjadi pada injury timemembuat saya tertegun. Surprise! Wasit Iis Isya Permana benar-benar memberikan tendangan penalti untuk Persema. Penonton pun riuh rendah. Senang dengan penalti itu atau bosan dengan tradisi yang sudah dihafal, saya tak tahu pasti.Yang jelas, itu pemberian penalti yang buruk di pertandingan yang sangat buruk. Selain handball Hamzah masih diragukan, wasit juga memberikan tendangan ketika masa injury time sudah terlewat semenit. Lebih mengejutkan lagi ketika memasuki ruangan pers, Pelatih Sartono Anwar tak bisa menyembunyikan kekecewaannya. Amarahnya meluap.Dia langsung buka kartu soal oknum wasit yang mematok nominal Rp10 juta sebelum pertandingan.

Tujuannya tentu untuk menguntungkan tim Persibo. Sebuah aib besar bagi korps wasit. Kalau ucapan Sartono benar,saya salut dan mendukung keberanian serta keterbukaan Persibo dalam menguak keculasan sang pengadil.Persoalan seperti ini sebenarnya sudah basi di sepak bola dalam negeri. Namun, ternyata kebobrokan seperti ini terus disirami dan tumbuh subur. PSSI juga tidak bereaksi. Untuk sepak bola seperti inikah PSSI meminta anggaran Rp1,3 triliun? Pe r t a n – dingan di Stadion Gajayana malam itu sungguh sebuah jawaban atas kekalahan timnas Indonesia 1-7 saat melawan Uruguay.

Pemain sudah terbiasa memenangkan pertandingan dengan segala cara, terbiasa bertanding di kompetisi yang mempermainkan offside dan pelanggaran untuk menguntungkan satu pihak.Kompetisi dengan tradisi ’’menit-menit penalti’’. Inilah kompetisi paling ’’bergengsi”itu.Sebuah tim merasa gengsi menerima dan mengakui kekalahan. Fenomena itu sekaligus sebagai salah satu alasan munculnya Liga Primer Indonesia (LPI). Namun maaf, saya belum tertarik bicara LPI sebelum ada hasil nyata. Sementara ini, bagi saya, LPI tak lebih dari pengingkaran tanggung jawab dari tim-tim yang mengalami kemerosotan. Ingin selamat secara instan dan menghindari cacian. Itu tak beda dengan meminta sebuah penalti kepada wasit.

Kekecewaan di Stadion Gajayana sekaligus sebagai ucapan selamat datang untuk Persibo yang baru mencicipi Indonesia Super League (ISL) musim ini.Terlepas dari kekalahan menyakitkan, saya memberikan respek pada perjuangan Victor a Silva dkk di lapangan. Mereka yang lebih pantas berpredikat tuan rumah dibanding pemilik kandang. Persema? Saya lebih suka menyebutnya tim tua yang tak pernah dewasa. Selalu ada keputusan-keputusan yang mengganjal.Termasuk musim ini, dengan masuknya Pelatih Timo Scheunemann.

Tanpa mengurangi respek kepada Timo, keputusan mengambil dia sebagai pelatih terbilang sebuah risiko besar untuk tim yang berambisi di papan atas.(*/seputar-indonesia.com)

Kukuh Setyawan
Wartawan SINDO

Manajer Persibo Antarkan Langsung Protes Ke PSSI

Seperti diberitakan sebelumnya, jika manajemen Persibo Bojonegoro langsung memprotes ke PSSI. Tepatnya, keputusan wasit Iis Isya Permana yang memberikan penalti kepada tuan rumah Persema Malang saat pertandingan digelar di Stadion Gajayana dua hari yang lalu.

Manajer Laskar Angling Dharma Letkol Inf Taufiq Risnendar berangkat sendiri ke Jakarta. Ia membawa nota protes yang akan disampaikan kepada induk sepakbola nasional, PSSI. Sebab, pemberian penalti di tambahan waktu yang sudah tidak normal tersebut sangat merugikan tim tamu.

“Memang benar, saya bersama manajer ke Jakarta untuk memberikan surat protes,” kata salah satu pengurus Persibo, Donny Bayu Setiawan, Senin (11/10/2010)

Dikatakan, jika protes tersebut dilayangkan untuk memperjelas bagaimana kondisi yang sebenarnya. Sebab, sejauh ini Persibo Bojonegoro sudah banyak dirugikan oleh sikap pengadil lapangan.

“Semisal saat laga perdana digelar di Stadion Brawijaya, Kota Kediri lalu ketika menjamu Persiba Balikpapan,” jelasnya.

Ditanya agenda lain ke Jakarta ? Donny menyebutkan, jika pihaknya juga menanyakan status para pemain yang sampai sekarang belum disahkan oleh Badan Liga Indonesia (BLI).”Saat ini, kami akan langsung ke PSSI terlebih dahulu,” tambahnya.

Setelah itu, dirinya yang mendamping Komandan Kodim (Dandim) 0813 Bojonegoro tersebut akan bergeser ke BLI.
“Semoga saja, agenda ke Jakarta akan membawa hasil yang memuaskan. Semuanya, untuk perbaikan sepakbola secara nasional,” lanjutnya.

Sementara itu Manajer Taufiq Risnendar menegaskan, jika pihaknya sangat kecewa dengan keputusan wasit yang menguntungkan tuan rumah. “Kami ingin permainan yang jujur dan tidak ada yang dirugikan dalam sebuah permainan,” sambungnya.(dul/gir/beritajatim.com)

Manajemen Masih Percaya Sartono Anwar

Mengawali laga di kompetisi Superliga Indonesia 2010/11, Laskar Angling Dharma menuai hasil kurang memuaskan. Dua kali bermain sebagai tuan rumah, Persibo hanya mendapatkan 1 poin dan di partai tandang harus takluk atas tuan rumah Persema Malang.

Walaupun begitu, manajamen masih mempercayai tangan dingin Sartono Anwar untuk tetap menjalankan tugasnya memoles tim kebanggaan warga Bojonegoro tersebut. Sebab, manajamen menilai, secara permainan Victor Da Silva sudah ada peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan sebelumnya.

Bahkan, dengan komposisi sekarang ini sebenarnya Persibo bisa bersaing dengan tim Superliga lainnya. Contohnya menahan imbang Persiba Balikpapan 1-1 di Stadion Brawijaya Kediri, membombardir pertahanan PSM dan Persema.

“Keberuntungan saja yang belum berpihak kepada tim kami,” kata manajer Persibo, Letkol Inf Taufiq Risnendar, kepada GOAL.com Indonesia, Senin (11/10).

Dikatakan, jika bukan keberuntungan, pihaknya tidak bisa berkomentar lagi. Sebab, pada saat menjamu Juku Eja di Kediri, permainan sepenuhnya bisa dikendalikan oleh pemain Persibo.

“Banyak peluang yang seharusnya masuk, ternyata membentur tiang gawang,” jelasnya.

Kondisi seperti itu terulang saat pertandingan di Stadion Gajayana Malang. Dua kali peluang membentur tiang, yakni dari tendangan Samsul Arif dan Cucu Hidayat.

“Artinya, permainan kita tidak buruk dan hanya belum beruntung saja,” tegasnya.

Oleh karena itu, manajamen tetap memberikan keleluasaan kepada Sartono untuk mengembangkan permainan tim dan memberikan kemenangan demi kemenangan.

“Manajamen masih sangat yakin, jika kedepannya permainan Persibo lebih baik lagi,” terangnya.

Ditanya mengenai permainan striker baru kelahiran Pantai Gading dan berpaspor Prancis, Eugene Dadi, pria yang juga Komandan Kodim (Dandim) 0813 Bojonegoro tersebut mengakui cukup puas.
Karena, Dadi baru sebentar bersama pemain lain yang sudah lebih dulu menghuni skuad Laskar Angling Dharma.

“Pemain yang sebelumnya membela tim Wallington Phoenix Australia tersebut tetap membutuhkan adaptasi,” sambungnya.

Ia kemudian berharap pada laga away kedua melawan Arema pekan depan, penampilannya bertambah bagus dan bisa memberikan gol yang ditunggu-tunggu publik bola di Kota Ledre.

“Jika dilihat dari catatan Dadi saat berlaga di liga Australia, ia termasuk striker yang cukup subur dan menakutkan bagi tim lawan,” lanjutnya. (gk-25/goal.com)

Sabtu, 09 Oktober 2010

Sartono Protes Keras Wasit

Tak terima dengan ulah wasit yang memberikan hukuman pinalti kepada tim yang diasuhnya, pelatih Persibo Bonjonegoro Sartono Anwar dengan lantang di hadapan puluhan wartawan, menyatakan wasit PKI.

Hal tersebut disampaikan dengan keras dan wajah emosi, saat gelar jumpa pers di ruang Pers Room, usai pertandingan Persema vs Persibo Bojonegoro dalam laga ISL 2010-2011, di Stadion Gajayana Malang, Sabtu (09/10/2010) malam.

”Silahkan wartawan dengarkan baik-baik. Saya sangat kecewa dengan keputusan wasit dalam pertandingan ini. Karena, seharusnya waktunya sudah habis. Jadi, tak ada keputusan pilnalti,” katanya dengan nada emosi.

Kata Sartono, seharusnya menit ke-93, pertandingan sudah dihentikan. “Karena waktunya sudah habis. Namun, wasit masih melanjutkan pertandingan walaupun saya dan anak asuh saya sudah protes. Pinalti itu sudah masuk menit ke-94. PKI wasitnya,” katanya.

Lebih lanjut, Sartono menegaskan, dirinya sangat kecewa dengan sikap pemain asing yang memukuli pemain lokal. ”Timo selaku pelatih asing, saya ingatkan. Sangat sangat kecewa ada pemain asing memukuli pemain lokal. Saya meresa dilecehkan sebagai bangsa Indonesia yang besar ini,” ujarnya lantang.

”Sekali lagi, wasitnya PKI. Silahkan ditulis dengan besar. Saya tidak takut dengan siapapun. Saya tidak takut PSSI,” katanya sembari meninggalkan ruang pres room, tanpa pamit. Bahkan, Sartono terus mengoceh kekecewaannya terhadap keputusan yang diambil wasit itu.

Dari pantauan beritajatim com di lapangan pertandingan, usai pertandingan, hampir semua pihak Persibo sudah terlihat emosi dan protes terhadap hakim haris dan wasit Iis Permana asal Bandung itu. Namun, pihak panpel Persema berusaha meredamkan emosi sartono dan membawanya masuk ke ruang pres room.(ain/but/beritajatim.com)

Sartono: Wasit Coba Suap Manajer Teknik Persibo

Usai pertandingan antara Persema Malang melawan Persibo Bojonegoro, Sabtu (09/10/2010) malam, di Stadion Gajayana Kota Malang, terlihat suasana sedikit heboh dan menegangkan. Mengapa tidak, lagi-lagi bernada lantang, di depan puluhan wartawan, saat konferensi pers, pelatih Persibo mengungkapkan bahwa ada wasit yang menawarkan uang senilai Rp 10 juta kepada Asisten Manajer Bidang Teknik Persibo, Imam Sarjono.

“(Hasil) pertandingan ini (terjadi) karena wasit kecewa pada kami, yang mana sebelumnya meminta uang sebesar 10 juta, agar kami bisa menang. Tapi kami tolak, karena itu merusak citra sepakbola di tanah air,” ungkap Sartono usai pertandingan.

Mantan pelatih PSIS Semarang ini mengaku, bukan dirinya yang secara langsung dimintai uang ‘pelicin’ oleh wasit. Pemimpin pertandingan mengajukan permintaan tersebut pada pihak managemen klub.

“Silakan tanya managemen saya jika tidak percaya. Saya berani ngomong gini. Biar tahu semua rakyat Indonesia, bahwa wasit-wasit di Indonesia buruk,” seru dia kemudian.

Pelatih tim kesayangan Boromania ini, menyatakan, pihaknya mengungkap upaya tawaran wasit kepada Sarjono itu tak gentar akan dipanggil PSSI. “Saya tidak takut dipanggil PSSI. Silakan PSSI panggil saya. Saya akan sampaikan kejadian itu,” akunya.

Ditanya kapan wasit tersebut menawarkan uang kepada Sarjono? Sartono enggan membeberkan hal tersebut. “Soal waktu kapan menawarkan uang Rp 10 juta itu, silakan ditanya langsung ke pak Sarjono. Nah, upaya demikian itu sudah tidak beres wasitnya,” ujarnya.

Lebih lanjut Sartono mengatakan, pihaknya tidak mau tawaran wasit itu. “Saya tidak mau tawaran wasit itu, karena saya tetap komitmen akan bermain sportif. Dan kita harus terapkan sportifitas,” katanya.

Kembali ditanya wartawan, untuk apa uang yang ditawarkan wasit ke Sarjono itu? Kembali lagi, Sartono tak mau menjawabnya. “Kamu tahu sendiri untuk apa uang itu. Yang jelas, saya tidak terima keputusan pinalti itu,” terangnya tegas.

Diakhir konferensi pers, Sartono juga mengatakan, anak asuhnya sudah bermain baik dan bagus. Apa yang ia terapkan sudah dilakukan oleh anak didiknya di lapangan. Namun, lagi karena ulah wasit yang tidak adil, kemenangan menjadi milik Persema.

Sartono menambahkan, dari kasus yang menimpa Persibo itu, pihaknya tidak akan melaporkan ke PSSI. “Saya tidak akan melaporkan ke PSSI. Tetapi kalau PSSI mau memanggil saya, saya layani dan saya siapa membongkar semuanya. Saya tidak takut PSSI,” tegasnya.

Sementara itu, pelatih Persema Malang, Timo Scheunemann, sangat bangga dengan penampilan anak didiknya yang sudah maksimal di babak pertama. Namun, masih juga membuahkan gol. “Makanya harus terus berjuang untuk tampil bagus di ISL musim ini,” akunya.

Timo juga memuji kualitas permainan Persibo. “Saya akui permainan Persibo memang tampil bagus kali ini. Bahkan mampu membuat pemain Persema kewalahan di babak kedua,” katanya.

Tak hanya itu, Timo juga memuji perjuangan pelatih Persibo Sartono Anwar. “Beliau bisa dikatakan berhasil mendidik anak asuhnya. Saya menghargai beliau dalam mendidik. Ia pelatih yang sudah banyak makan garam. Ia pelatih yang berpengalaman,” katanya.(ain/but/beritajatim.com)